4 Hikmah (Kandungan) Surat Az Zariyat Ayat 56, Kewajiban Beribadah
Isi kandungan dan hikmah apa yang bisa dipetik dari surah Az Zariyat ayat 56 beserta terjemahannya. Pada kali ini, kami akan membagikan artikel atau materi mengenai salah satu ayat dalam alquran, yaitu surat Az Zariyat Ayat 56. Jika anda sedang menjalani sekolah, maka materi surat Az Zariyat ayat 56 ini dipelajari pada mata pelajaran Alquran Hadits untuk MTs dan MA, sedangkan untuk SMK dipelajari pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Nah, apa yang ada pada surat Az Zariyat ini sangat penting untuk kita pelajari, mengapa? Hal ini karena dalam surat Az Zariyat ayat 56, dikisahkan tentang latar belakang atau tujuan Allah Swt menciptakan manusia dan jin. Jadi, untuk apa sih kita diiuptakan oleh Allah Swt di dunia ini? Ini terjawab melalui surat Az Zariyat ayat 56.
Selain dapat mengetahui bacaan surat Az Zariyat ayat 56, dengan kita mengetahui terjemahan atau arti yang terkandung dalam ayat alquran tersebut dapat mempermudah kita dalam mengetahui isi kandungan ayat secara garis besar.
Artinya :
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Az Zariyat : 56)
1. Tugas Utama Manusia Diciptakan Allah
Allah Swt telah menyatakan bahwa akan mengangkat khalifah di muka bumi (baca : Surat Al-Baqarah Ayat 30) dan mengajarkan tentang penciptaan manusia (baca : Al-Mu’minun Ayat 12–14). Selanjutnya dalam ayat ini Allah Swt menyampaikan tugas manusia di muka bumi ini. Jadi, ayat ini menjawab kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia setelah diciptakan dan ditunkan di bumi.
Kandungan surat Az Zariyat ayat 56 yang pertama yaitu memberikan informasi tentang tugas manusia, bahwa manusia diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Pernyataan ini memberikan penegasan bahwa ketika manusia diangkat sebagai khalifah di bumi, manusia tidak diperbolehkan bertindak semau yang mereka diinginkannya. Perilaku manusia dituntun untuk selalu sadar dan menjalin hubungan dengan Allah Swt (dengan beribadah).
2. Maksud dari Panggilan Al Insa (Manusia)
Ada beberapa panggilan oleh Allah Swt kepada manusia, antara lain : an-nas, al-insa atau al-insan, dan al-basyar). Dalam ayat ini, kita mengetahui bahwa Allah memanggil manusia dengan sebutan Al Insa, yang artinya menunjukkan panggilan Allah Swt pada jiwa kemanusiaan manusia yang unik dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia berbeda dari hewan, tanaman, dan batu. Manusia mempunyai akal dan hati. Manusia mempunyai emosi, nafsu, dan fitrah kesucian jiwa. Dengan demikian, manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik dan berbuat buruk. Kedua potensi inilah yang dipanggil oleh Allah Swt.
Selain itu, melalui kata al-insa, Allah Swt ingin mengingatkan manusia yang dapat berbuat baik dan buruk itu, bahwa dirinya diciptakan di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Jadi, Allah mengingatkan manusia secara tidak langsung untuk berlaku sebaik-baiknya dan menjauhi potensi buruk sesuai dengan tuntunan yang telah Allah Swt. sediakan untuk manusia.
3. Manusia Wajib Beribadah kepada Allah Swt Selamanya
Beribadah kepada Allah Swt adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Beribadah kepada Allah Swt. memiliki dua tindakan nyata, satu tindakan dalam kesadaran diri kita selaku manusia dan satu tindakan nyata dengan semua potensi yang ada pada diri kita untuk menuruti keinginan Allah Swt. atas kita. Tindakan dalam kesadaran adalah keimanan kita kepada Allah Swt. sebagai ilah yang kita sembah dan rabb yang memiliki kekuasaan mutlak atas diri kita. Kesadaran ini memberikan warna tauhid dalam diri kita sekaligus membebaskan jiwa kita dari kemusyrikan. Inilah dasar dalam beribadah kepada Allah Swt.
Kesadaran jiwa itu selanjutnya mewujud dalam tindakan nyata untuk mengikuti tuntunan dan aturan Allah Swt. dalam menjalani kehidupan. Kesadaran itu ada di sepanjang hidup kita karena setiap tindakan kita adalah ibadah kepada Allah Swt. Dengan kata lain, hidup kita adalah ibadah kepada Allah Swt.
Beribadah kepada Allah Swt. bukanlah semata menjalankan salat lima kali sehari atau berpuasa pada bulan Ramadan. Beribadah kepada Allah Swt. seharusnya kita lakukan dalam setiap tarikan napas kita. Setiap gerakan jari kita, setiap langkah kaki kita, setiap ucapan yang keluar dari lisan kita seharusnya bernilai ibadah kepada Allah Swt. Dengan demikian, kita beribadah kepada Allah Swt. saat menuntut ilmu. Kita beribadah kepada Allah Swt. saat berjalan ke pasar dan sebagainya.
4. Surat Az Zariyat Ayat 56 Tidak Hanya Untuk Manusia
Hikmah isi kandungan surat Az Zariyat yang keempat yaitu, bahwa tidak hanya manusia yang mempunyai kewajiban untuk beribadah kepada Allah Swt. Akan tetapi, ada makhluk lain yang berkewajiban beribadah kepada Allah Swt, yaitu makhluk jin. Bangsa jin adalah makhluk tak kasat mata yang diciptakan Allah Swt dari nyala api. Sama halnya manusia, jin juga mempunyai hati nurani, akal, emosi, bahkan kehidupan sosial. Mereka berkeluarga, bermasyarakat, dan juga bernegara.
Jin diciptakan Allah Swt juga beribadah kepada-Nya seperti manusia. Hanya saja, syariat yang digunakan dalam ibadah mereka berbeda dengan manusia (hanya Allah yang mengetahui). Ada sebagian pendapat yang mengemukaan bahwa syariat beribadah para jin sama dengan manusia, yaitu mengikuti ajaran yang disampaikan oleh para nabi manusia.
Ada beberapa hadits yang mendukung pendapat ini, salah satu hadits nabi yaitu : “bahwa ada serombongan kaum jin yang datang menemui Nabi saw untuk belajar agama, Nabi saw pun dengan senang hati menyampaikan pelajarannya. Hadits tersebut menunjukkan bahwa kaum jin belajar syariat kepada manusia, jadi para jin juga menggunakan syariat yang mereka pelajari tersebut.
Akan tetapi, ada pendapat lain yang mengemukakan bahwa para jin mempunyai syariat yang berbeda dengan manusia, dengan alasan karakteristik manusia dan jin berbeda. Oleh karena itu, Allah Swt seharusnya menurunkan syariat yang sesuai dengan karakteristik bangsa jin.
Nah, apa yang ada pada surat Az Zariyat ini sangat penting untuk kita pelajari, mengapa? Hal ini karena dalam surat Az Zariyat ayat 56, dikisahkan tentang latar belakang atau tujuan Allah Swt menciptakan manusia dan jin. Jadi, untuk apa sih kita diiuptakan oleh Allah Swt di dunia ini? Ini terjawab melalui surat Az Zariyat ayat 56.
Bacaan Surat Az Zariyat ayat 56 dan Artinya
Sebelum kita mempelajari isi kandungan surat Az Zariyat ayat 56, sebaiknya kita baca dulu bacaan ayatnya beserta artinya. Jangan sampai anda nanti tahu hikmah dalam surat Az Zariyat ayat 56, tetapi tidak mengetahui bacaan surat.Selain dapat mengetahui bacaan surat Az Zariyat ayat 56, dengan kita mengetahui terjemahan atau arti yang terkandung dalam ayat alquran tersebut dapat mempermudah kita dalam mengetahui isi kandungan ayat secara garis besar.
Artinya :
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Az Zariyat : 56)
Hikmah (Isi Kandungan) Surat Az Zariyat Ayat 56
Sudah sedikit paham ya, tentang bacaan dan terjemahan dari Surat Az Zariyat Ayat 56? Meskipun hanya satu ayat yang relatif pendek, namun dalam ayat tersebut terdapat banyak hikmah yang bisa dipetik dari surat az-zariyat ayat 56. Beberapa hikmah tersebut antara lain :1. Tugas Utama Manusia Diciptakan Allah
Allah Swt telah menyatakan bahwa akan mengangkat khalifah di muka bumi (baca : Surat Al-Baqarah Ayat 30) dan mengajarkan tentang penciptaan manusia (baca : Al-Mu’minun Ayat 12–14). Selanjutnya dalam ayat ini Allah Swt menyampaikan tugas manusia di muka bumi ini. Jadi, ayat ini menjawab kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia setelah diciptakan dan ditunkan di bumi.
Kandungan surat Az Zariyat ayat 56 yang pertama yaitu memberikan informasi tentang tugas manusia, bahwa manusia diciptakan tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Pernyataan ini memberikan penegasan bahwa ketika manusia diangkat sebagai khalifah di bumi, manusia tidak diperbolehkan bertindak semau yang mereka diinginkannya. Perilaku manusia dituntun untuk selalu sadar dan menjalin hubungan dengan Allah Swt (dengan beribadah).
2. Maksud dari Panggilan Al Insa (Manusia)
Ada beberapa panggilan oleh Allah Swt kepada manusia, antara lain : an-nas, al-insa atau al-insan, dan al-basyar). Dalam ayat ini, kita mengetahui bahwa Allah memanggil manusia dengan sebutan Al Insa, yang artinya menunjukkan panggilan Allah Swt pada jiwa kemanusiaan manusia yang unik dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia berbeda dari hewan, tanaman, dan batu. Manusia mempunyai akal dan hati. Manusia mempunyai emosi, nafsu, dan fitrah kesucian jiwa. Dengan demikian, manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik dan berbuat buruk. Kedua potensi inilah yang dipanggil oleh Allah Swt.
Selain itu, melalui kata al-insa, Allah Swt ingin mengingatkan manusia yang dapat berbuat baik dan buruk itu, bahwa dirinya diciptakan di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Jadi, Allah mengingatkan manusia secara tidak langsung untuk berlaku sebaik-baiknya dan menjauhi potensi buruk sesuai dengan tuntunan yang telah Allah Swt. sediakan untuk manusia.
3. Manusia Wajib Beribadah kepada Allah Swt Selamanya
Beribadah kepada Allah Swt adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Beribadah kepada Allah Swt. memiliki dua tindakan nyata, satu tindakan dalam kesadaran diri kita selaku manusia dan satu tindakan nyata dengan semua potensi yang ada pada diri kita untuk menuruti keinginan Allah Swt. atas kita. Tindakan dalam kesadaran adalah keimanan kita kepada Allah Swt. sebagai ilah yang kita sembah dan rabb yang memiliki kekuasaan mutlak atas diri kita. Kesadaran ini memberikan warna tauhid dalam diri kita sekaligus membebaskan jiwa kita dari kemusyrikan. Inilah dasar dalam beribadah kepada Allah Swt.
Kesadaran jiwa itu selanjutnya mewujud dalam tindakan nyata untuk mengikuti tuntunan dan aturan Allah Swt. dalam menjalani kehidupan. Kesadaran itu ada di sepanjang hidup kita karena setiap tindakan kita adalah ibadah kepada Allah Swt. Dengan kata lain, hidup kita adalah ibadah kepada Allah Swt.
Beribadah kepada Allah Swt. bukanlah semata menjalankan salat lima kali sehari atau berpuasa pada bulan Ramadan. Beribadah kepada Allah Swt. seharusnya kita lakukan dalam setiap tarikan napas kita. Setiap gerakan jari kita, setiap langkah kaki kita, setiap ucapan yang keluar dari lisan kita seharusnya bernilai ibadah kepada Allah Swt. Dengan demikian, kita beribadah kepada Allah Swt. saat menuntut ilmu. Kita beribadah kepada Allah Swt. saat berjalan ke pasar dan sebagainya.
4. Surat Az Zariyat Ayat 56 Tidak Hanya Untuk Manusia
Hikmah isi kandungan surat Az Zariyat yang keempat yaitu, bahwa tidak hanya manusia yang mempunyai kewajiban untuk beribadah kepada Allah Swt. Akan tetapi, ada makhluk lain yang berkewajiban beribadah kepada Allah Swt, yaitu makhluk jin. Bangsa jin adalah makhluk tak kasat mata yang diciptakan Allah Swt dari nyala api. Sama halnya manusia, jin juga mempunyai hati nurani, akal, emosi, bahkan kehidupan sosial. Mereka berkeluarga, bermasyarakat, dan juga bernegara.
Jin diciptakan Allah Swt juga beribadah kepada-Nya seperti manusia. Hanya saja, syariat yang digunakan dalam ibadah mereka berbeda dengan manusia (hanya Allah yang mengetahui). Ada sebagian pendapat yang mengemukaan bahwa syariat beribadah para jin sama dengan manusia, yaitu mengikuti ajaran yang disampaikan oleh para nabi manusia.
Ada beberapa hadits yang mendukung pendapat ini, salah satu hadits nabi yaitu : “bahwa ada serombongan kaum jin yang datang menemui Nabi saw untuk belajar agama, Nabi saw pun dengan senang hati menyampaikan pelajarannya. Hadits tersebut menunjukkan bahwa kaum jin belajar syariat kepada manusia, jadi para jin juga menggunakan syariat yang mereka pelajari tersebut.
Akan tetapi, ada pendapat lain yang mengemukakan bahwa para jin mempunyai syariat yang berbeda dengan manusia, dengan alasan karakteristik manusia dan jin berbeda. Oleh karena itu, Allah Swt seharusnya menurunkan syariat yang sesuai dengan karakteristik bangsa jin.
Posting Komentar untuk "4 Hikmah (Kandungan) Surat Az Zariyat Ayat 56, Kewajiban Beribadah"
Silahkan berkomentar . .