Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial serta Penjelasannya
Pada kali ini, kami akan membagikan materi sosiologi atau IPS yang biasanya dipelajari di sekolah yaitu bab interaksi sosial dan dinamika sosial. Ada beberapa pokok materi yang menjadi fokus kami dalam artikel ini, yaitu pengertian, faktor pendorong, syarat, dan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Dinamika sosial diartikan sebagai keseluruhan perubahan dari seluruh komponen masyarakat dari waktu ke waktu.Keterkaitannya dengan interaksi adalah interaksi mendorong terbentuknya suatu gerak keseluruhan antara komponen masyarakat yang akhirnya menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat baik secara progresif ataupun retrogresif. Wujud konkret dari dinamika sosial antara lain perubahan jumlah penduduk, perubahan kualitas penduduk, perubahan struktur pemerintahan, perubahan mata pencaharian, perubahan komposisi penduduk, dan lain-lain.
Secara umum, ada enam faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati, dan motivasi. Keenam faktor pendorong tersebut akan kita bahas satu persatu.
1. Imitasi
Proses belajar seseorang dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Dalam hal ini bukan hanya sikap yang ditiru namun penampilan (performance), tingkah laku (behaviour), maupun gaya hidup (life style), bahkan apa saja yang dimiliki orang tersebut.
2. Sugesti
Pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/ pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.
3. Identifikasi
kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menyamakan dirinya dengan pihak lain. Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi dan sugesti
4. Simpati
Proses di mana seseorang merasa tertarikkepada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan seseorang memegangperanan yang sangat penting. Proses simpati akan dapat berkembangjika terdapat saling pengertian pada kedua belah pihak.
5. Empati
Rasa empati merupakan rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya.
6. Motivasi
Merupakan dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis. Motivasi dalam diri seseorang dapat muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.
1. Kontak sosial
Kontak merupakan tahap permulaan dari terjadinya interaksi sosial. Kontak sosla dapat diartiken sebagai proses pertemuan. Kontak sosial dibagi dalam 3 bentuk.
a. antara orang-perorangan,
b. antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya,
c. antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Kontak Sosial dapat bersifat primer dan sekunder.
a. Kontak Sosial Primer adalah kontak yang dilakukan dengan mengadakan hubungan langsung. Contohnya kontak sosial primer adalah tersenyum, berjabat tangan, dan bertatap muka.
b. Kontak Sosial Sekunder adalah kontak sosial yang dilakukan melalui perantara atau penghubung. Kontak Sekunder terdiri atas kontak sekunder langsung dan kontak sekunder tidak langsung
· Kontak Sekunder Langsung, yaitu kontak yang dilakukan dengan bantuan alat tertentu, seperti telepon, televisi, dan surat.
· Kontak Sekunder Tidak Langsung yaitu, kontak yang dilakukan dengan bantuan pihak lain atau orang ketiga. Misalnya, Agus menitip Salam kepada antik melalui perantara Anik.
2. Komunikasi
Komunikasi terjadi kalau seseorang memberi arti pada perlakuan orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang bersangkutan lalu menerima dan memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Pentingnya kontak dan komunikasi, yaitu untuk terwujudnya interaksi sosial dan dapat diuj iterhadap suatu kehidupan terasing (isolation). Adanya kehidupan terasing yang sempurna terjadi, kalau ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain.
Menurut Selo Soemardjan (1974), perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya termasuk nilai, sikap-sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan sosial dapat bersifat progress dan regress. Progress merupakan perubahan sosial yang membawa kemajuan terhadap masyarakat di mana kesejahteraan masyarakat meningkat. Perubahan yang bersifat progress dapat berupa planned progress serta unplanned progress. Planned progress berarti kemajuan yang sengaja direncanakan dan dilakukan oleh masyarakat. Misalnya, program KB, program listrik masuk desa, program intensifikasi pertanian, pembangunan jalur transportasi, perluasan jaringan telekomunikasi, dan lainlain. Sedangkan unplanned progress menunjuk pada adanya kemajuan yang tidak direncanakan sebelumnya oleh masyarakat. Misalnya, meningkatnya kesuburan lahan pertanian karena lava yang dimuntahkan gunung berapi saat meletus.
Adapun perubahan sosial yang bersifat regress adalah perubahan sosial yang membawa kemunduran terhadap masyarakat. Misalnya peperangan, pemberontakan, konflik yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa
Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dibadi menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam (endogen), dan faktor yang berasal dari luar (eksogen). Kedua faktor ini sangat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial di masyarakat.
a. Faktor-Faktor Endogen, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat, meliputi :
· Bertambah dan Berkurangnya Jumlah Penduduk
· Penemuan-Penemuan Baru (Inovasi)
· Konflik dalam Masyarakat
· Revolusi
b. Faktor-faktor eksogen, merupakan faktor-faktor yang berasal dariluar masyarakat yang bisa mendorong terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain:
· Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
· Peperangan
· Kondisi Alam yang Berubah
1. Proses asosiatif (pola interaksi yang mampu membentuk keteraturan sosial)
a. Kerja sama (cooperation), yaitu suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Sehubungan dengan pelaksanaannya, terdapat empat bentuk kerja sama, yaitu:
· Bergaining (tawar-menawar) yaitu pelaksanaanperjanjian mengenai pertukaran barang dan jasaantara dua organisasi atau lebih.
· Cooptation (kooptasi) yaitu proses penerimaan.Unsur-unsur baru oleh pemimpin atau organisasisebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam organisasi.
· Condution (kondisi) yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama. Awalnya dapat menimbulkan keadaan yang tidak stabil, dikarenakan perbedaan struktur. Namun, tujuan utamanya untuk mencapai tujuan bersama, sehingga terbentuklah kerja sama.
· Joint-Venture (usaha patungan) yaitu kerja sama dalam pengusaha proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi (suatu proses di mana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, kemudian saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan). Bentuk-bentuk akomidasi antara lain :
· Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan.
· Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
· Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai compromise, apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
· Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundang pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
· Adjudication yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
· Concilitation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
· Tolerantion juga disebut dengan tolerant-participation. Ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
· Stalemate merupakan suatu akomodasi, di mana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
c. Asimilasi (Assimilation), yaitu sebagai suatu proses difusi budaya melalui individu-individu dan grup-grup secara budaya menjadi sama. Dalam proses asimilasi mereka mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan kelompok. Apabila kelompok-kelompok mengadakan asimilasi maka batas-batas antara kelompok-kelompok tadi akan hilang dan keduanya lebur menjadi satu. Beberapa faktor penghambat asimilasi menurut Koentjaraningrat antara lain sebagai berikut.
· Perbedaan-perbedaan fisik.
· Prasangka pribadi yang negatif. Misalnya, ada orang tua di Jawa melarang anaknya berpacaran dengan anak luar Jawa karena berprasangka bahwa anak luar Jawa itu pasti akan mempermainkan cinta anak gadisnya.
· Perbedaan ekstrem dalam latar belakang budaya, misalnya diskriminasi ras di Afrika Selatan.
Beberapa faktor yang mempermudah asimilasi antara lain sebagai berikut.
· Toleransi.
· Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
· Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi seimbang.
· Suatu sikap yang menghargai orang asing dan kebudayaannya.
· Adanya musuh bersama dari luar.
· Adanya perkawinan campuran (amalgamation).
· Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
2. Proses disosiatif (pola interaksi yang membentuk perpecahan)
a. Persaingan (Competition), yaitu keadaan dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
b. Kontravensi (Contravention), adalah suatu bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai oleh adanya gejala ketidakpastian mengenai diri seorang atau suatu rencana dan persaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, keraguraguan terhadap kepribadian seseorang. Contohnya seperti fitnah dan pencemaran nama baik orang atau kelompok. Membocorkan sesuatu yg sudah di anggap rahasia dan melakukan penghianatan
c. Pertentangan (conflict), yaitu suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menantang fihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Perasaan memegang peranan penting terjadinya konflik, perasaan benci dan marah mendorong seseorang untuk melukai, menyerang bahkan menghancurkan pihak lain.
A. Pengertian Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Melalui interaksi akan terjadi perubahan-perubahan yang memungkinkan terbentuknya halhal baru sehingga dinamika masyarakat menjadi hidup dan dinamis.Oleh karena itu, interaksi sosial merupakan dasar terbentuknya dinamika sosial yang ada di masyarakat.Dinamika sosial diartikan sebagai keseluruhan perubahan dari seluruh komponen masyarakat dari waktu ke waktu.Keterkaitannya dengan interaksi adalah interaksi mendorong terbentuknya suatu gerak keseluruhan antara komponen masyarakat yang akhirnya menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat baik secara progresif ataupun retrogresif. Wujud konkret dari dinamika sosial antara lain perubahan jumlah penduduk, perubahan kualitas penduduk, perubahan struktur pemerintahan, perubahan mata pencaharian, perubahan komposisi penduduk, dan lain-lain.
B. Faktor-faktor Pendorong Interaksi sosial
Secara umum, ada enam faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati, dan motivasi. Keenam faktor pendorong tersebut akan kita bahas satu persatu.1. Imitasi
Proses belajar seseorang dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Dalam hal ini bukan hanya sikap yang ditiru namun penampilan (performance), tingkah laku (behaviour), maupun gaya hidup (life style), bahkan apa saja yang dimiliki orang tersebut.
2. Sugesti
Pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/ pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.
3. Identifikasi
kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menyamakan dirinya dengan pihak lain. Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi dan sugesti
4. Simpati
Proses di mana seseorang merasa tertarikkepada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan seseorang memegangperanan yang sangat penting. Proses simpati akan dapat berkembangjika terdapat saling pengertian pada kedua belah pihak.
5. Empati
Rasa empati merupakan rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya.
6. Motivasi
Merupakan dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis. Motivasi dalam diri seseorang dapat muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.
C. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
Ada dua syarat yang harus dipenuhi bila suatu peristiwa dinamakan sebagai interaksi sosial. Syarat tersebut yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.1. Kontak sosial
Kontak merupakan tahap permulaan dari terjadinya interaksi sosial. Kontak sosla dapat diartiken sebagai proses pertemuan. Kontak sosial dibagi dalam 3 bentuk.
a. antara orang-perorangan,
b. antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya,
c. antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Kontak Sosial dapat bersifat primer dan sekunder.
a. Kontak Sosial Primer adalah kontak yang dilakukan dengan mengadakan hubungan langsung. Contohnya kontak sosial primer adalah tersenyum, berjabat tangan, dan bertatap muka.
b. Kontak Sosial Sekunder adalah kontak sosial yang dilakukan melalui perantara atau penghubung. Kontak Sekunder terdiri atas kontak sekunder langsung dan kontak sekunder tidak langsung
· Kontak Sekunder Langsung, yaitu kontak yang dilakukan dengan bantuan alat tertentu, seperti telepon, televisi, dan surat.
· Kontak Sekunder Tidak Langsung yaitu, kontak yang dilakukan dengan bantuan pihak lain atau orang ketiga. Misalnya, Agus menitip Salam kepada antik melalui perantara Anik.
2. Komunikasi
Komunikasi terjadi kalau seseorang memberi arti pada perlakuan orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang bersangkutan lalu menerima dan memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Pentingnya kontak dan komunikasi, yaitu untuk terwujudnya interaksi sosial dan dapat diuj iterhadap suatu kehidupan terasing (isolation). Adanya kehidupan terasing yang sempurna terjadi, kalau ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain.
D. Perubahan Sosial sebagai Pendorong Dinamika Kehidupan Sosial
Menurut Selo Soemardjan (1974), perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya termasuk nilai, sikap-sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.Perubahan-perubahan sosial dapat bersifat progress dan regress. Progress merupakan perubahan sosial yang membawa kemajuan terhadap masyarakat di mana kesejahteraan masyarakat meningkat. Perubahan yang bersifat progress dapat berupa planned progress serta unplanned progress. Planned progress berarti kemajuan yang sengaja direncanakan dan dilakukan oleh masyarakat. Misalnya, program KB, program listrik masuk desa, program intensifikasi pertanian, pembangunan jalur transportasi, perluasan jaringan telekomunikasi, dan lainlain. Sedangkan unplanned progress menunjuk pada adanya kemajuan yang tidak direncanakan sebelumnya oleh masyarakat. Misalnya, meningkatnya kesuburan lahan pertanian karena lava yang dimuntahkan gunung berapi saat meletus.
Adapun perubahan sosial yang bersifat regress adalah perubahan sosial yang membawa kemunduran terhadap masyarakat. Misalnya peperangan, pemberontakan, konflik yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa
Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dibadi menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam (endogen), dan faktor yang berasal dari luar (eksogen). Kedua faktor ini sangat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial di masyarakat.
a. Faktor-Faktor Endogen, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat, meliputi :
· Bertambah dan Berkurangnya Jumlah Penduduk
· Penemuan-Penemuan Baru (Inovasi)
· Konflik dalam Masyarakat
· Revolusi
b. Faktor-faktor eksogen, merupakan faktor-faktor yang berasal dariluar masyarakat yang bisa mendorong terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain:
· Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
· Peperangan
· Kondisi Alam yang Berubah
E. Bentuk-bentuk interaksi sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial berdasarkan arah hubungannya di bagi menjadi dua, yaitu yang mengarah pada keteratudan (asosiatif) dan yang mengarah pada perpecahan (disosiatif)1. Proses asosiatif (pola interaksi yang mampu membentuk keteraturan sosial)
a. Kerja sama (cooperation), yaitu suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Sehubungan dengan pelaksanaannya, terdapat empat bentuk kerja sama, yaitu:
· Bergaining (tawar-menawar) yaitu pelaksanaanperjanjian mengenai pertukaran barang dan jasaantara dua organisasi atau lebih.
· Cooptation (kooptasi) yaitu proses penerimaan.Unsur-unsur baru oleh pemimpin atau organisasisebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam organisasi.
· Condution (kondisi) yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama. Awalnya dapat menimbulkan keadaan yang tidak stabil, dikarenakan perbedaan struktur. Namun, tujuan utamanya untuk mencapai tujuan bersama, sehingga terbentuklah kerja sama.
· Joint-Venture (usaha patungan) yaitu kerja sama dalam pengusaha proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi (suatu proses di mana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, kemudian saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan). Bentuk-bentuk akomidasi antara lain :
· Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan.
· Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
· Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai compromise, apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
· Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundang pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
· Adjudication yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
· Concilitation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
· Tolerantion juga disebut dengan tolerant-participation. Ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
· Stalemate merupakan suatu akomodasi, di mana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
c. Asimilasi (Assimilation), yaitu sebagai suatu proses difusi budaya melalui individu-individu dan grup-grup secara budaya menjadi sama. Dalam proses asimilasi mereka mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan kelompok. Apabila kelompok-kelompok mengadakan asimilasi maka batas-batas antara kelompok-kelompok tadi akan hilang dan keduanya lebur menjadi satu. Beberapa faktor penghambat asimilasi menurut Koentjaraningrat antara lain sebagai berikut.
· Perbedaan-perbedaan fisik.
· Prasangka pribadi yang negatif. Misalnya, ada orang tua di Jawa melarang anaknya berpacaran dengan anak luar Jawa karena berprasangka bahwa anak luar Jawa itu pasti akan mempermainkan cinta anak gadisnya.
· Perbedaan ekstrem dalam latar belakang budaya, misalnya diskriminasi ras di Afrika Selatan.
Beberapa faktor yang mempermudah asimilasi antara lain sebagai berikut.
· Toleransi.
· Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
· Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi seimbang.
· Suatu sikap yang menghargai orang asing dan kebudayaannya.
· Adanya musuh bersama dari luar.
· Adanya perkawinan campuran (amalgamation).
· Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
2. Proses disosiatif (pola interaksi yang membentuk perpecahan)
a. Persaingan (Competition), yaitu keadaan dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
b. Kontravensi (Contravention), adalah suatu bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai oleh adanya gejala ketidakpastian mengenai diri seorang atau suatu rencana dan persaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, keraguraguan terhadap kepribadian seseorang. Contohnya seperti fitnah dan pencemaran nama baik orang atau kelompok. Membocorkan sesuatu yg sudah di anggap rahasia dan melakukan penghianatan
c. Pertentangan (conflict), yaitu suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menantang fihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Perasaan memegang peranan penting terjadinya konflik, perasaan benci dan marah mendorong seseorang untuk melukai, menyerang bahkan menghancurkan pihak lain.
Bermanfaat :)
BalasHapus