Khalifah Bani Umayyah Bagian 1 (Khalifah Pertama - Ketujuh)
14 Khalifah Bani Umayyah. Sebelumnya telah dibahas sejarah atau asal usul bagaimana dinasti Umayyah dalam memerintah. Dinasti Bani Umayyah berkuasa selama 90 tahun dari tahun 41-132 H atau 661-750 M. Selama dinasti Bani Umayyah terdapat 14 (empat belas) khalifah. Dari 14 (empat belas) khalifah yang ada, kali ini yang akan kita bahas adalah khalifah yang pertama sampai yang ketujuh. Berikut khalifah bani Umayyah yang pertama sampai yang ke tujuh. ( Baca juga : 14 halifah Bani Umayyah Bagian 2 (Khalifah Ke-8 sampai Ke-14) )
Nama lengkapnya Mu’awiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abd Syams bin Abdul Manaf, biasa dipanggil Abu Abdurrahman. Ia masyhur dengan Muawiyah bin Abi Sufyan. Ia lahir di Mekkah tahun 20 sebelum hijrah. Ayahnya adalah Abu Sufyan, dan ibunya adalah Hindun binti Utbah. Ia adalah sosok yang terkenal fasih, penyabar, berwibawa, cerdas, cerdik, badannya tinggi besar, dan kulitnya putih. Ia masuk Islam bersama ayah, ibu, dan saudaranya Yazid pada saat pembukaan kota Makkah tahun 8 H. Ia pernah ikut perang Hunain dan ia adalah seorang juru tulis Al-Qur’an. Karir politiknya diawali ketika Umar bin Khattab pernah menugaskan sebagai gubernur Yordania dan pada masa Utsman bin Affan, dia ditugaskan menjadi gubernur Syiria.
Muawiyah menjadi Khalifah pada tahun 41 H setelah Hasan bin Ali menyerahkan Khalifah kepadanya. Muawiyah bin Abi Sufyan mendirikan dinasti Bani Umayyah dan sebagai Khalifah pertama. Ia memindahkan ibukota dari Madinah al-Munawarah ke kota Damaskus dalam wilayah Syiria. Pada masa pemerintahannya, ia melanjutkan perluasan wilayah kekuasaan Islam yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan Ali. Disamping itu ia juga mengatur tentara dengan
Cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara di Byzantium, membangun administrasi pemerintahan dan juga menetapkan aturan kiriman pos.
Muawiyah bin Abu Sufyan menerapkan sistem monarchiheridetis (kepemimpinan secara turun temurun). Ia menunjuk anaknya, Yazid bin Muawiyah sebagai penerusnya. Ia mengadopsi dari sistem monarki yang ada di Persia dan Byzantium. Muawiyah bin Abu Sufyan berkuasa selama 20 tahun. Ia meninggal Dunia dalam usia 80 tahun dan dimakamkan di Damaskus di pemakaman Bab Al-Shagier.
2. Khalifah Yazid bin Muawiyah (60-64 H / 680-683 M)
Nama lengkap Khalifah Yazid bin Muawiyah adalah Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia dilahirkan pada tanggal 23 Juli 645 M. Pada masa keKhalifahan ayahnya, beliau menjadi seorang panglima yang cukup penting. Pada tahun 668 M, Khalifah Muawiyah mengirim pasukan di bawah pimpinan Yazid bin Muawiyah untuk melawan kekaisaran Byzantium. Yazid mencapi Chalcedon dan mengambil alih kota penting Byzantium, Amorion. Meskipun kota tersebut direbut kembali, pasukan arab kemudian menyerang Chartago dan Sisilia pada tabun 669 M. Pada tahun 670 M, pasukan Arab mencapai Siprus dan mendirikan pertahanan disana untuk menyerang jantung Byzantium. Armada Yazid menaklukan Smyrna dan kota pesisir lainnya pada tahun 672 M.
Khalifah Muawiyah wafat pada tanggal 6 Mei 680 M. Yazid bin Muawiyah menjadi khalifah selanjutnya. Yazid menjabat sebagai khalifah dalam usia 34 tahun. Pengangkatnyan berdasarkan kebijakan Khalifah Muawiyah menerapkan sistem monarki. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh di madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Ia kemudian mengirim surat kepada Gubernur Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya.
Selama berkuasa, Yazid bin Muawiyah mencoba melanjutkan kebijakan ayahnya dan menggaji banyak orang yang membantunya. Ia memperkuat struktur administrasi Negara dan memperbaiki pertahanan militer Syiria, basis kekuatan Bani Umayyah. Sistem keuangan diperbaiki. Ia mengurangi pajak beberapa kelompok Kristen dan menghapuskan konsesi pajak yang ditanggung orang-orang Samara sebagai hadiah untuk pertolongan yang telah disumbangkan di hari-hari awal penaklukan Arab. Ia juga membayar perhatian berarti pada pertanian dan memperbaiki sistem irigasi di oasis Damaskus.Ia meninggal pada tahun 64 H/683 M dalam usia 38 tahun dan masa pemerintahannya ialah tiga tahun dan enam bulan. Kemudian kekhalifahan turun kepada anaknya, Muawiyah bin Yazid.
3. Khalifah Muawiyah bin Yazid (64-64 H / 683-683 M)
Nama lengkapnya adalah Muawiyah bin Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia adalah seorang pemuda yang tampan. Dia disebut juga Abu Abdurrahman, ada juga yang menyebutnya Abu Yazid dan Abu Laila. Beliau anak Yazid yang lemah dan sakit-sakitan,disamping itu dia adalah seorang ahli Kimia pada masa pemerintahan Kakeknya Muawiyah bin Abu Sufyan.
Muawiyah bin Yazid menjadi khalifah atas dasar wasiat ayahnya pada bulan Rabiul Awal tahun 64 Hijriah atau berkenaan dengan tahun 683 M. Muawiyah bin Yazid diangkat menjadi khalifah pada usia 23 tahun. Dia adalah pemuda yang shalih. Ketika dia diangkat menjadi Khalifah dia sedang menderita sakit. Sakitnya semakin keras, akhirnya dia meninggal dunia. Dia bahkan tidak pernah keluar pintu sejak dia diangkat menjadi Khalifah. Dia belum sempat melakukan apa-apa,dan belum pernah menjadi imam shalat untuk rakyatnya. Ada yang mengatakanbahwa masa keKhalifahannya sekitar 40 hari ada pula yang mengatakan dia menjadi Khalifah selama 2 bulan,ada yang mengatakan juga 3 bulan dan ada juga 6 bulan.
4. Khalifah Marwan bin Hakam (64-65 H / 684-685 M)
Nama lengkapnya Marwan bin Hakam bin Abul ‘Ash. Ia merupakan Khalifah keempat dari dinasti Umaiyyah setelah Muawiyah ibn Yazid wafat. Menurut silsilah, dia merupakan cucu dari Abul ‘Ash yang juga merupakan kakek dari Usman bin Affan. Setelah terputusnya keturunan Muawiyyah di kekuasaan di kekuasaan Muawiyah bin Yazid, maka kursi kekuasaan beralih ke bani Marwan setelah keluarga besar Umayyah mengangkatnya sebagai Khalifah. Karena mereka menganggap Marwan bin Hakam adalah orang yang tepat untuk mengendalikan kekuasaan karena pengalamanya. ketika itu kondisi tidak stabil dan banyak terjadi perecahan
ditubuh bangsa Arab.
Pada Masa Khalifah Muawiyyah bin Abu Sufyan, Marwan bin Hakam diangkat menjadi gubernur di Madinah. Pada masa inilah, Marwan diserahi jabatan gubernur untuk wilayah Hijaz yang berkedudukan di Madinah. Ketika penduduk Madinah menyatakan dukungan kepada Abdullah bin Zubair, Marwan melarikan diri ke Damaskus.
Pertentangan antara pihak Abdullah bin Zubair dan Marwan bin Hakam mencapai puncaknya pada Perang Marju Rahith yang terjadi pada 65 H. Pada peperangan ini pasukann Abdullah bin Zubair mengalami kekalahan cukup telak. Penduduk wilayah Mesir dan Libya yang semula berpihak padanya, mengangkat baiat atas marwan. Namun wilayah Hijaz, Irak dan Iran tetap tunduk kepada Abdullah bin Zubair.
Dengan demikian, pada masa itu wilayah Islam terpecah menjadi dua bagian. Daerah Hijaz dan sekitarya termasuk Makkah dan Madinah tunduk kepada Abdullah bin Zubair. Sedangkan wilayah Syria berada dalam kekuasaan Marwan bin Hakam.
Untuk mengukuhkan jabatan keKhalifahannya itu, Marwan bin Hakam yang sudah berusia 63 tahun itu mengawini Ummu Khalid, Janda Yazid bin Muawiyah. Perkawinan yang tidak seimbang itu sangat kental aroma politik. Dengan mengawini janda Yazid, Marwan bermaksud menyingkirkan Khalid, putra termuda Yazid dari tuntutan khalifah. Marwan bin Hakam meninggal pada usia 63 tahun. Ia hanya menjabat sebagai Khalifah selama 9 bulan 18 hari.
5. Khalifah Abdul Malik bin Marwan (65-86 H / 685-705 M)
Nama lengkapnya Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul ‘Ash. Ia dilantik sebagai Khalifah setelah kematian ayahnya, pada tahun 685 M. Di bawah kekuasaan Abdul Malik, kerajaan Umayyah mencapai kekuasaan dan kemulian. Ia terpandang sebagai Khalifah yang perkasa dan negarawan yang cakap dan berhasil memulihkan kembali kesatuan Dunia Islam dari para pemberontak.
Dalam ekspansi ke Timur ini, Khalifah Abdul Malik bin Marwan melanjutkan peninggalan ayahnya. Ia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balknabad, Bukhara, Khearezmia, Ferghana, Samarkand.Tentaranya bahkan sampai ke India dan menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Multan.
Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Byzantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
Pada masa Abdul Malik bin Marwan, Dinasti bani Umayyah dapat mencapai puncak kejayaannya. Ia meninggal pada tahun 705 M dalam usia yang ke-60 tahun. Ia meninggalkan karya-karya terbesar di dalam sejarah Islam. Masa pemerintahannya berlangsung selama 21 tahun, 8 bulan.
6. Khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96 H / 705-715 M)
Nama lengkapnya Walid bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul ‘Ash. Masa pemerintahan Walid bin Malik adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya tercatat suatu peristiwa besar, yaitu perluasan wilayah kekuasaan dari Afrika Utara menuju wilayah Barat daya, benua Eropa pada tahun 711 M. Perluasan ke arah barat dipimpin oleh panglima Islam. Thariq bin Ziyad. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko (magrib) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan.
Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Cordoba, dengan cepatnya dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Cordoba. Kemudian pasukan Islam di bawah pimpinan Musa bin Nushair juga berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Goth, Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Zaragoza sampai Navarre. Pasukan Islam memperoleh kemenangandengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.
Selain melakukan perluasan wilayah kekuasaan Islam, Walid juga melakukan pembangunan besar-besaran selama masa pemerintahannya untuk kemakmuran rakyatnya. Khalifah Walid bin Abdul Malik meninggalkan nama yang sangat harum dalam sejarah Dinasti Bani Umayyah dan merupakan puncak kebesaran
Daulah tersebut.
7. Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H / 715-717 M)
Nama lengkapnya Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Ash, panggilanya Abu Ayub. Lahir di Madinah pada tahun 54 H. Ia merupakan saudara dari Walid bin Abdul Malik, khalifah sebelumnya. Dia diangkat sebagai Khalifah pada tahun 96 H pada usia 42 tahun. Menjelang saat terakhir pemerintahannya, ia mamanggil gubernur wilayah Hijaz, yaitu Umar bin Abdul Aziz, yang kemudian diangkat menjadi penasehatnya dengan memegang jabatan wazir besar.
Ia menunjuk Umar bin Abdul Aziz sebagai penerusnya. Dan menjadikan Yazid bin Abdul Malik sebagai Khalifah setelah Umar bin Abdul Aziz. Masa pemerintahan Sulaiman bin Abdul Malik berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan. ( Baca juga : 14 halifah Bani Umayyah Bagian 2 (Khalifah Ke-8 sampai Ke-14) )
Demikian artikel kami tentang khalifah bani Umayyah dari yang pertama sampai yang ketujuh. Semoga artikel kami tentang khalifah bani Umayyah bermanfaat bagi para pembaca.
14 Khalifah Bani Umayyah (1-7)
1. Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan (41-60 H / 661-680 M)Nama lengkapnya Mu’awiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abd Syams bin Abdul Manaf, biasa dipanggil Abu Abdurrahman. Ia masyhur dengan Muawiyah bin Abi Sufyan. Ia lahir di Mekkah tahun 20 sebelum hijrah. Ayahnya adalah Abu Sufyan, dan ibunya adalah Hindun binti Utbah. Ia adalah sosok yang terkenal fasih, penyabar, berwibawa, cerdas, cerdik, badannya tinggi besar, dan kulitnya putih. Ia masuk Islam bersama ayah, ibu, dan saudaranya Yazid pada saat pembukaan kota Makkah tahun 8 H. Ia pernah ikut perang Hunain dan ia adalah seorang juru tulis Al-Qur’an. Karir politiknya diawali ketika Umar bin Khattab pernah menugaskan sebagai gubernur Yordania dan pada masa Utsman bin Affan, dia ditugaskan menjadi gubernur Syiria.
Muawiyah menjadi Khalifah pada tahun 41 H setelah Hasan bin Ali menyerahkan Khalifah kepadanya. Muawiyah bin Abi Sufyan mendirikan dinasti Bani Umayyah dan sebagai Khalifah pertama. Ia memindahkan ibukota dari Madinah al-Munawarah ke kota Damaskus dalam wilayah Syiria. Pada masa pemerintahannya, ia melanjutkan perluasan wilayah kekuasaan Islam yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan Ali. Disamping itu ia juga mengatur tentara dengan
Cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara di Byzantium, membangun administrasi pemerintahan dan juga menetapkan aturan kiriman pos.
Muawiyah bin Abu Sufyan menerapkan sistem monarchiheridetis (kepemimpinan secara turun temurun). Ia menunjuk anaknya, Yazid bin Muawiyah sebagai penerusnya. Ia mengadopsi dari sistem monarki yang ada di Persia dan Byzantium. Muawiyah bin Abu Sufyan berkuasa selama 20 tahun. Ia meninggal Dunia dalam usia 80 tahun dan dimakamkan di Damaskus di pemakaman Bab Al-Shagier.
2. Khalifah Yazid bin Muawiyah (60-64 H / 680-683 M)
Nama lengkap Khalifah Yazid bin Muawiyah adalah Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia dilahirkan pada tanggal 23 Juli 645 M. Pada masa keKhalifahan ayahnya, beliau menjadi seorang panglima yang cukup penting. Pada tahun 668 M, Khalifah Muawiyah mengirim pasukan di bawah pimpinan Yazid bin Muawiyah untuk melawan kekaisaran Byzantium. Yazid mencapi Chalcedon dan mengambil alih kota penting Byzantium, Amorion. Meskipun kota tersebut direbut kembali, pasukan arab kemudian menyerang Chartago dan Sisilia pada tabun 669 M. Pada tahun 670 M, pasukan Arab mencapai Siprus dan mendirikan pertahanan disana untuk menyerang jantung Byzantium. Armada Yazid menaklukan Smyrna dan kota pesisir lainnya pada tahun 672 M.
Khalifah Muawiyah wafat pada tanggal 6 Mei 680 M. Yazid bin Muawiyah menjadi khalifah selanjutnya. Yazid menjabat sebagai khalifah dalam usia 34 tahun. Pengangkatnyan berdasarkan kebijakan Khalifah Muawiyah menerapkan sistem monarki. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh di madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Ia kemudian mengirim surat kepada Gubernur Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya.
Selama berkuasa, Yazid bin Muawiyah mencoba melanjutkan kebijakan ayahnya dan menggaji banyak orang yang membantunya. Ia memperkuat struktur administrasi Negara dan memperbaiki pertahanan militer Syiria, basis kekuatan Bani Umayyah. Sistem keuangan diperbaiki. Ia mengurangi pajak beberapa kelompok Kristen dan menghapuskan konsesi pajak yang ditanggung orang-orang Samara sebagai hadiah untuk pertolongan yang telah disumbangkan di hari-hari awal penaklukan Arab. Ia juga membayar perhatian berarti pada pertanian dan memperbaiki sistem irigasi di oasis Damaskus.Ia meninggal pada tahun 64 H/683 M dalam usia 38 tahun dan masa pemerintahannya ialah tiga tahun dan enam bulan. Kemudian kekhalifahan turun kepada anaknya, Muawiyah bin Yazid.
3. Khalifah Muawiyah bin Yazid (64-64 H / 683-683 M)
Nama lengkapnya adalah Muawiyah bin Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia adalah seorang pemuda yang tampan. Dia disebut juga Abu Abdurrahman, ada juga yang menyebutnya Abu Yazid dan Abu Laila. Beliau anak Yazid yang lemah dan sakit-sakitan,disamping itu dia adalah seorang ahli Kimia pada masa pemerintahan Kakeknya Muawiyah bin Abu Sufyan.
Muawiyah bin Yazid menjadi khalifah atas dasar wasiat ayahnya pada bulan Rabiul Awal tahun 64 Hijriah atau berkenaan dengan tahun 683 M. Muawiyah bin Yazid diangkat menjadi khalifah pada usia 23 tahun. Dia adalah pemuda yang shalih. Ketika dia diangkat menjadi Khalifah dia sedang menderita sakit. Sakitnya semakin keras, akhirnya dia meninggal dunia. Dia bahkan tidak pernah keluar pintu sejak dia diangkat menjadi Khalifah. Dia belum sempat melakukan apa-apa,dan belum pernah menjadi imam shalat untuk rakyatnya. Ada yang mengatakanbahwa masa keKhalifahannya sekitar 40 hari ada pula yang mengatakan dia menjadi Khalifah selama 2 bulan,ada yang mengatakan juga 3 bulan dan ada juga 6 bulan.
4. Khalifah Marwan bin Hakam (64-65 H / 684-685 M)
Nama lengkapnya Marwan bin Hakam bin Abul ‘Ash. Ia merupakan Khalifah keempat dari dinasti Umaiyyah setelah Muawiyah ibn Yazid wafat. Menurut silsilah, dia merupakan cucu dari Abul ‘Ash yang juga merupakan kakek dari Usman bin Affan. Setelah terputusnya keturunan Muawiyyah di kekuasaan di kekuasaan Muawiyah bin Yazid, maka kursi kekuasaan beralih ke bani Marwan setelah keluarga besar Umayyah mengangkatnya sebagai Khalifah. Karena mereka menganggap Marwan bin Hakam adalah orang yang tepat untuk mengendalikan kekuasaan karena pengalamanya. ketika itu kondisi tidak stabil dan banyak terjadi perecahan
ditubuh bangsa Arab.
Pada Masa Khalifah Muawiyyah bin Abu Sufyan, Marwan bin Hakam diangkat menjadi gubernur di Madinah. Pada masa inilah, Marwan diserahi jabatan gubernur untuk wilayah Hijaz yang berkedudukan di Madinah. Ketika penduduk Madinah menyatakan dukungan kepada Abdullah bin Zubair, Marwan melarikan diri ke Damaskus.
Pertentangan antara pihak Abdullah bin Zubair dan Marwan bin Hakam mencapai puncaknya pada Perang Marju Rahith yang terjadi pada 65 H. Pada peperangan ini pasukann Abdullah bin Zubair mengalami kekalahan cukup telak. Penduduk wilayah Mesir dan Libya yang semula berpihak padanya, mengangkat baiat atas marwan. Namun wilayah Hijaz, Irak dan Iran tetap tunduk kepada Abdullah bin Zubair.
Dengan demikian, pada masa itu wilayah Islam terpecah menjadi dua bagian. Daerah Hijaz dan sekitarya termasuk Makkah dan Madinah tunduk kepada Abdullah bin Zubair. Sedangkan wilayah Syria berada dalam kekuasaan Marwan bin Hakam.
Untuk mengukuhkan jabatan keKhalifahannya itu, Marwan bin Hakam yang sudah berusia 63 tahun itu mengawini Ummu Khalid, Janda Yazid bin Muawiyah. Perkawinan yang tidak seimbang itu sangat kental aroma politik. Dengan mengawini janda Yazid, Marwan bermaksud menyingkirkan Khalid, putra termuda Yazid dari tuntutan khalifah. Marwan bin Hakam meninggal pada usia 63 tahun. Ia hanya menjabat sebagai Khalifah selama 9 bulan 18 hari.
5. Khalifah Abdul Malik bin Marwan (65-86 H / 685-705 M)
Nama lengkapnya Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul ‘Ash. Ia dilantik sebagai Khalifah setelah kematian ayahnya, pada tahun 685 M. Di bawah kekuasaan Abdul Malik, kerajaan Umayyah mencapai kekuasaan dan kemulian. Ia terpandang sebagai Khalifah yang perkasa dan negarawan yang cakap dan berhasil memulihkan kembali kesatuan Dunia Islam dari para pemberontak.
Dalam ekspansi ke Timur ini, Khalifah Abdul Malik bin Marwan melanjutkan peninggalan ayahnya. Ia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balknabad, Bukhara, Khearezmia, Ferghana, Samarkand.Tentaranya bahkan sampai ke India dan menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Multan.
Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Byzantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
Pada masa Abdul Malik bin Marwan, Dinasti bani Umayyah dapat mencapai puncak kejayaannya. Ia meninggal pada tahun 705 M dalam usia yang ke-60 tahun. Ia meninggalkan karya-karya terbesar di dalam sejarah Islam. Masa pemerintahannya berlangsung selama 21 tahun, 8 bulan.
6. Khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96 H / 705-715 M)
Nama lengkapnya Walid bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abul ‘Ash. Masa pemerintahan Walid bin Malik adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya tercatat suatu peristiwa besar, yaitu perluasan wilayah kekuasaan dari Afrika Utara menuju wilayah Barat daya, benua Eropa pada tahun 711 M. Perluasan ke arah barat dipimpin oleh panglima Islam. Thariq bin Ziyad. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko (magrib) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan.
Selain melakukan perluasan wilayah kekuasaan Islam, Walid juga melakukan pembangunan besar-besaran selama masa pemerintahannya untuk kemakmuran rakyatnya. Khalifah Walid bin Abdul Malik meninggalkan nama yang sangat harum dalam sejarah Dinasti Bani Umayyah dan merupakan puncak kebesaran
Daulah tersebut.
7. Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H / 715-717 M)
Nama lengkapnya Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Ash, panggilanya Abu Ayub. Lahir di Madinah pada tahun 54 H. Ia merupakan saudara dari Walid bin Abdul Malik, khalifah sebelumnya. Dia diangkat sebagai Khalifah pada tahun 96 H pada usia 42 tahun. Menjelang saat terakhir pemerintahannya, ia mamanggil gubernur wilayah Hijaz, yaitu Umar bin Abdul Aziz, yang kemudian diangkat menjadi penasehatnya dengan memegang jabatan wazir besar.
Ia menunjuk Umar bin Abdul Aziz sebagai penerusnya. Dan menjadikan Yazid bin Abdul Malik sebagai Khalifah setelah Umar bin Abdul Aziz. Masa pemerintahan Sulaiman bin Abdul Malik berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan. ( Baca juga : 14 halifah Bani Umayyah Bagian 2 (Khalifah Ke-8 sampai Ke-14) )
Demikian artikel kami tentang khalifah bani Umayyah dari yang pertama sampai yang ketujuh. Semoga artikel kami tentang khalifah bani Umayyah bermanfaat bagi para pembaca.
Sangat bermanfaat, izin save untuk belajar ^^
BalasHapus