Pengertian, Tujuan Biosecurity Peternakan (Ayam, Unggas, dll)
Pengertian biosecurity dan tujuan biosecurity peternakan untuk ayam, unggas, dll. Sektor peternakan tidak lagi dipandang sebelah mata. Meningkatnya permintaan terhadap komoditas peternakan menciptakan berbagai peluang usaha (bisnis) di bidang peternakan. Untuk memaksimalkan bisnis di bidang peternakan, ada beberapa metode atau cara yang dapat dilakukan. Salah satunya yaitu biosecurity peternakan. Untuk sementara ini, program biosecurity peternakan banyak digunakan untuk peternakan unggas (ayam petelur, ayam broiler), namun tidak menutup kemungkinan jika metode biosecurity peternakan juga dikembangkan dalam peternakan hewan lain, misalnya sapi dan kambing.
Mungkin ada beberapa pembaca yang baru pertama kali mendengar salah satu sistem dalam peternakan yang dinamakan dengan biosecurity peternakan. Apa yang dimaksud dengan biosecurity peternakan? Lalu apa tujuan dan manfaat dari biosecurity peternakan? Selanjutnya, bagaimana penerapan biosecurity peternakan? Jika itu adalah pertanyaan anda, maka kali ini akan kita bahas satu persatu tentang biosecurity/ biosekuriti/ biosekuritas peternakan.
Menurut Winkel, biosekuritas merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan. Sedangkan menurut WHO, Biosekuriti terdiri dari dua elemen penting yaitu bio-ekslusi dan bio-kontaimen. Bio ekslusi adalah menjaga supaya virus yang ada tidak keluar atau menyebar, dan Bio-kontaimen adalah pencegahan terhadap datangnya virus terinfeksi.
Pada mulanya, program biosekuritas dilakukan untuk menghasilkan unggas yang bebas penyakit tertentu (spesific patogen free) untuk keperluan penelitian secara eksperimental. Mengapa biosecurity banyak digunakan untuk peternakan unggas atau ayam? Hal ini karena peternakan ayam merupakan jenis peternakan yang rawan terhadap virus yang menyebabkan ayam mati mendadak. Hal ini berbeda dengan peternakan lele, peternakan kambing, peternakan sapi, yang jarang kita jumpau mati mendadak karena adanya virus dan bakteri. Tetapi, untuk saat ini, sistem biosekuritas telah diterapkan pada berbagai jenis peternakan lain seperti sapi dan kambing untuk mencegah masuknya organisme penyebab penyakit (patogen) dari luar ke dalam peternakan.
Agen penyakit adalah mikroorganisme yang terdapat di dalam lingkungan seperti virus, bakteri, fungi dan parasit baik yang di dalam (endoparasit) maupun yang diluar tubuh ayam (ektoparasit). Adanya penyakit terjadi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu agen penyakit, inang (ayam) dan lingku ngan. Di alam, mikroorganisme selalu berinteraksi dalam keadaan harmoni (seimbang) apabila tubuh ternak mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap infeksi mikroorganisme tersebut. Apabila terjadi perubahan-perubahan yang menyebabkan ketidakseimbangan interaksi tersebut, misalnya menguntungkan di sisi mikroorganisme, dan merugikan kondisi hewan ternak yang dipelihara, maka terjadilah penyakit pada ternak dengan derajat yang bervariasi.
Agen penyakit bisa masuk ke dalam lingkungan peternakan ayam melalui berbagai macam cara seperti berikut ini:
a. Terbawa masuk ketika anak ayam (DOC) datang (transmisi vertikal)
b. Masuknya ayam sehat yang baru sembuh dari penyakit tetapi sekarang berperan sebagai pembawa (carrier),
c. Masuknya ayam dari luar flok (transmisi horizontal)
d. Terbawa masuk melalui kaki (sepatu), tangan dan pakaian pengunjung atau karyawan
e. Tertular melalui telur-telur dari flok-flok pembibit yang terinfeksi.
f. Terbawa melalui debu, bulu-bulu, dan kotoran yang terdapat pada peralatan dan sarana lain seperti kandang ayam, tempat telur, truk, dll.
g. Terbawa oleh tikus, lalat, caplak, tungau, burung-burung liar, predator, dan serangga lain.
h. Menular lewat air seperti berbagai jenis bakteri (Salmonella) dan fungi (Aspergillus)
i. Terbawa melalui makanan yang tercemar mikroorganisme di pabriknya.
j. Tertular melalui vaksin hidup atau kontaminasi vaksin.
k. Menular lewat udara seperti virus velogenik ND dan ILT.
a. meminimalkan keberadaan penyebab penyakit
b. meminimalkan kesempatan agen berhubungan dengan induk semang
c. membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal mungkin
Sedangkan menurut Dirjen Peternakan (2005) tujuan penerapan biosekuriti pada seluruh sektor peternakan, baik di industri perunggasan atau peternakan lainnya adalah :
a. mencegah semua kemungkinan penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit.
b. mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang mengancam sektor peternakan.
Biosekuriti memang bukan satu – satunya cara pencegahan terhadap serangan penyakit, namun biosekuriti merupakan garis pertahanan pertama terhadap penyakit (Cardona, 2005). Biosekuriti sangat penting untuk mengendalikan dan mencegah berbagai penyakit yang mematikan. Biosekuriti dapat digambarkan sebagai satu set program kerja dan prosedur yang akan mencegah atau membatasi hidup dan menyebarkan hama dan jasad renik berbahaya di berbagai tempat seperti peternakan tempat penampungan hewan dan rumah potong hewan.
a. rumah (perkampungan), kandang unggas, dan kandang hewan lain berada pada lokasi terpisah
b. lokasi peternakan dipasang pagar dengan hanya mempunyai satu pintu masuk
c. pembatasan secara ketat keluar masuk pekerja orang/ tamu/ dari atau ke lokasi peternakan
d. pembatasan secara ketat terhadap keluar masuk material (hewan/unggas, produk unggas, pakan, kotoran unggas, alas kandang, litter, rak telur) yang dapat membawa agen penyakit
e. mencegah keluar masuknya tikus, serangga, atau unggas lain seperti burung liar yang dapat berperan sebagai vektor penyakit ke lokasi peternakan
f. setiap orang yang masuk atau keluar peternakan harus mencuci tangan dengan sabun.
g. kandang, tempat pakan/minum, sisa alas kandang/litter dan kotoran kandang dibersihkan secar teratur
h. unggas dipisahkan berdasarkan spesiesnya
i. unggas yang mati harus dibakar atau dikubur
j. tidak membawa unggas sakit atau bangkai unggas keluar dari area peternakan
k. air kotor hasil sisa pencucian langsung dialirkan keluar kandang secara terpisah melalui saluran limbah ke tempat penampungan limbah (septik tank) sehingga tidak tergenang di sekitar kandang atau jalan masuk kandang.
l. kotoran unggas diolah terlebih dahulu sebelum keluar dari area peternakan
Mungkin ada beberapa pembaca yang baru pertama kali mendengar salah satu sistem dalam peternakan yang dinamakan dengan biosecurity peternakan. Apa yang dimaksud dengan biosecurity peternakan? Lalu apa tujuan dan manfaat dari biosecurity peternakan? Selanjutnya, bagaimana penerapan biosecurity peternakan? Jika itu adalah pertanyaan anda, maka kali ini akan kita bahas satu persatu tentang biosecurity/ biosekuriti/ biosekuritas peternakan.
1. Pengertian Biosecurity Peternakan
Sebelum kita mengkaji tentang pengerian biosecurity secara umum, ada baiknya kita mengetahui tentang asal usul kata biosecury. Biosekuritas berasal dari kata biosecurity (bio ; hidup dan security ; pengamanan/ perlindungan. Jadi biosecurity merupakan sejenis program yang dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap kehidupan. Dalam bidang peternakan ayam/ unggas, biosecurity adalah cara untuk membuat virus, bakteri, kuman atau agen penyakit menjauh dari tubuh ayam dan menjaga ayam atau unggas tetap sehat dan produktif.Menurut Winkel, biosekuritas merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan. Sedangkan menurut WHO, Biosekuriti terdiri dari dua elemen penting yaitu bio-ekslusi dan bio-kontaimen. Bio ekslusi adalah menjaga supaya virus yang ada tidak keluar atau menyebar, dan Bio-kontaimen adalah pencegahan terhadap datangnya virus terinfeksi.
Pada mulanya, program biosekuritas dilakukan untuk menghasilkan unggas yang bebas penyakit tertentu (spesific patogen free) untuk keperluan penelitian secara eksperimental. Mengapa biosecurity banyak digunakan untuk peternakan unggas atau ayam? Hal ini karena peternakan ayam merupakan jenis peternakan yang rawan terhadap virus yang menyebabkan ayam mati mendadak. Hal ini berbeda dengan peternakan lele, peternakan kambing, peternakan sapi, yang jarang kita jumpau mati mendadak karena adanya virus dan bakteri. Tetapi, untuk saat ini, sistem biosekuritas telah diterapkan pada berbagai jenis peternakan lain seperti sapi dan kambing untuk mencegah masuknya organisme penyebab penyakit (patogen) dari luar ke dalam peternakan.
Agen penyakit adalah mikroorganisme yang terdapat di dalam lingkungan seperti virus, bakteri, fungi dan parasit baik yang di dalam (endoparasit) maupun yang diluar tubuh ayam (ektoparasit). Adanya penyakit terjadi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu agen penyakit, inang (ayam) dan lingku ngan. Di alam, mikroorganisme selalu berinteraksi dalam keadaan harmoni (seimbang) apabila tubuh ternak mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap infeksi mikroorganisme tersebut. Apabila terjadi perubahan-perubahan yang menyebabkan ketidakseimbangan interaksi tersebut, misalnya menguntungkan di sisi mikroorganisme, dan merugikan kondisi hewan ternak yang dipelihara, maka terjadilah penyakit pada ternak dengan derajat yang bervariasi.
Agen penyakit bisa masuk ke dalam lingkungan peternakan ayam melalui berbagai macam cara seperti berikut ini:
a. Terbawa masuk ketika anak ayam (DOC) datang (transmisi vertikal)
b. Masuknya ayam sehat yang baru sembuh dari penyakit tetapi sekarang berperan sebagai pembawa (carrier),
c. Masuknya ayam dari luar flok (transmisi horizontal)
d. Terbawa masuk melalui kaki (sepatu), tangan dan pakaian pengunjung atau karyawan
e. Tertular melalui telur-telur dari flok-flok pembibit yang terinfeksi.
f. Terbawa melalui debu, bulu-bulu, dan kotoran yang terdapat pada peralatan dan sarana lain seperti kandang ayam, tempat telur, truk, dll.
g. Terbawa oleh tikus, lalat, caplak, tungau, burung-burung liar, predator, dan serangga lain.
h. Menular lewat air seperti berbagai jenis bakteri (Salmonella) dan fungi (Aspergillus)
i. Terbawa melalui makanan yang tercemar mikroorganisme di pabriknya.
j. Tertular melalui vaksin hidup atau kontaminasi vaksin.
k. Menular lewat udara seperti virus velogenik ND dan ILT.
2. Tujuan dan Manfaat Biosecurity Peternakan
Tujuan utama dari penerapan biosekuriti (Zainuddin dan Wibawan, 2007) antara lain :a. meminimalkan keberadaan penyebab penyakit
b. meminimalkan kesempatan agen berhubungan dengan induk semang
c. membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal mungkin
Sedangkan menurut Dirjen Peternakan (2005) tujuan penerapan biosekuriti pada seluruh sektor peternakan, baik di industri perunggasan atau peternakan lainnya adalah :
a. mencegah semua kemungkinan penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit.
b. mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang mengancam sektor peternakan.
Biosekuriti memang bukan satu – satunya cara pencegahan terhadap serangan penyakit, namun biosekuriti merupakan garis pertahanan pertama terhadap penyakit (Cardona, 2005). Biosekuriti sangat penting untuk mengendalikan dan mencegah berbagai penyakit yang mematikan. Biosekuriti dapat digambarkan sebagai satu set program kerja dan prosedur yang akan mencegah atau membatasi hidup dan menyebarkan hama dan jasad renik berbahaya di berbagai tempat seperti peternakan tempat penampungan hewan dan rumah potong hewan.
3. Penerapan Biosecurity Peternakan
Departemen RI (2008) menyatakan bahwa penerapan biosekuriti peternakan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :a. rumah (perkampungan), kandang unggas, dan kandang hewan lain berada pada lokasi terpisah
b. lokasi peternakan dipasang pagar dengan hanya mempunyai satu pintu masuk
c. pembatasan secara ketat keluar masuk pekerja orang/ tamu/ dari atau ke lokasi peternakan
d. pembatasan secara ketat terhadap keluar masuk material (hewan/unggas, produk unggas, pakan, kotoran unggas, alas kandang, litter, rak telur) yang dapat membawa agen penyakit
e. mencegah keluar masuknya tikus, serangga, atau unggas lain seperti burung liar yang dapat berperan sebagai vektor penyakit ke lokasi peternakan
f. setiap orang yang masuk atau keluar peternakan harus mencuci tangan dengan sabun.
g. kandang, tempat pakan/minum, sisa alas kandang/litter dan kotoran kandang dibersihkan secar teratur
h. unggas dipisahkan berdasarkan spesiesnya
i. unggas yang mati harus dibakar atau dikubur
j. tidak membawa unggas sakit atau bangkai unggas keluar dari area peternakan
k. air kotor hasil sisa pencucian langsung dialirkan keluar kandang secara terpisah melalui saluran limbah ke tempat penampungan limbah (septik tank) sehingga tidak tergenang di sekitar kandang atau jalan masuk kandang.
l. kotoran unggas diolah terlebih dahulu sebelum keluar dari area peternakan
Posting Komentar untuk "Pengertian, Tujuan Biosecurity Peternakan (Ayam, Unggas, dll)"
Silahkan berkomentar . .