Makalah Vulkanisme (Pengertian, Jenis, Fenomena, Gejala, Bentuk)
Makalah tentang vulkanisme (pengertian, jenis, fenomena, dan gejala vulkanisme. Vulkanisme merupakan salah satu kompetensi dasar atau materi yang terdapat pada mata pelajaran IPS, lebih tepatnya mata pelajaran geografi SMA/MA. Ada beberapa sub materi yang akan kami sampaikan pada artikel ini, mulai dari pengertian vulkanisme, gejala vulkanisme, dampak vulkanisme, dan manfaat vulkanisme. Untuk lebih jelasnya lagi tentang sub materi vulkanisme, dapat anda lihat pada artikel di bawah ini.
Tahukah Anda bagaimana magma dapat bergerak naik? Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magıia ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik .
a) Benda padat (efflata) adalah debu, pasir, batu-batu besar (bom), lapili (batu kerikil), dan batu apung
b) Benda cair (effusive) adalah bahan cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme, yaitu lava, lahar dingin, dan lahar panas. Lava adalah magma yang keluar ke permukaan bumi. Lahar dingin adalah lahar yang berasal dari bahan letusan yang sudah mengendap, kemudian mengalir deras menuruni lereng gunung. Lahar panas adalah lahar yang berasal dari letusan gunung berapi yang memiliki danau kawah (kaldera), contoh kaldera yang terkenal di Indonesia adalah kawah Bromo.
c) Benda gas (ekshalasi), adalah bahan gas yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme antara lain fumarol, solfatar, dan mofet. Mofet adalah gas asam arang (CO2), seperti yang terdapat di Gunung Tangkuban Perahu dan Dataran Tinggi Dieng.Solfatar adalah gas hidrogen sulfida (H,S) yang keluar dari suatu lubang yang terdapat di gunung berapi. Sedangkan fumarol adalah uap air panas.
Proses keluarnya magma dinamakan letusan atau erupsi, ada yang berupa erupsi leleran (efusif), dan ada pula erupsi yang berupa ledakan (eksplosif). Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi dan waktu keluarnya magma, erupsi dibedakan menjadi empat, yaitu erupsi linear, erupsi campuran, erupsi sentral, dan erupsi areal.
a) Erupsi Sentral
Erupsi sentral adalah lava yang keluar melalui terusan kepundan
b) Erupsi Linear
Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau retakan-retakan disebut erupsi linear atau erupsi belahan. Erupsi linear menghasilkan lava yang cair dan membentuk plato, contohnya yaitu Columbia (Afrika Selatan), Plato Sukadana (Lampung), serta daerah yang mengelilingi Kutub Utara, seperti Asia Utara, Iceland, Tanah Hijau, dan Spitsbergen.
c) Erupsi Areal
Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi melalui lubang yang sangat luas. Sampai saat ini erupsi areal masih diragukan kejadiannya di bumi.
d) Erupsi Campuran
Erupsi campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung berapi berlapis. Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava. Sebagian besar gunung api di Indonesia termasuk jenis gunung api strato.
a) Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi
b) Keping intrusi atau sills, yaitu sisipan magma yang membeku di antara dua lapisan litosfer, relatif tipis, dan melebar
c) Lakolit, yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma di antara dua lapisan litosfer dan membentuk bentukan seperti lensa cembung
d) Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, karena penurunan suhu yang sangat lambat
e) Gang atau dikes, yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan- lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng
a) Jenis letusan Stromboli
Jenis gunung api ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava. Di Indonesia, Contoh gunung api dengan letusan tipe stromboli adalah Gunung Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung menyemburkan lava tipe baraltik, namun terdapat erupsi erupsi pendek yang bersifat eksplosif menyemburkan batuan batuan piroklastik tipe bom dan lapili.
b) Jenis letusan Hawaii
Jenis gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Jenis gunung api ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Maunaloa dan Kilauea. Sedangkan di Indonesia, contoh letusan tipe hawai adalah pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.
c) Jenis letusan Merapi
Jenis letusan gunung api yang ketiga yaitu gunung api dengan letusan merapi. Jenis gunung api ini mempunyai ciri yaitu lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran Iahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.
d) Jenis letusan Vulkano
Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini jiuga menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung). Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.
e) Jenis letusan Pelle
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan lalu lintas gas dan uap. Hal itulah yang menyebabkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas, abu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di Indonesia adalah Gunung Kelud di Jawa Timur.
f) Jenis letusan Perret (Tipe Plinian)
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa.
Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.
a) Adanya suara gemuruh dari dalam gunung
b) Temperatur di area sekitar kawah mengalami peningkatan
c) Sering terjadi adanya gempa
d) Banyak sumber-sumber air atau mata air yang mulai mengering
e) Banyak binatang-binatang dari puncak gunung yang turun ke daerah kaki gunung
a) munculnya sumber gas (ekhalasi) antara lain sumber gas belerang yang disebut solfatara yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas uap air atau zat lemas (N2) disebut fumarol antara lain terdapat di Kamojang Jawa Barat, dan Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas asam arang (CO2 atau CO) yang disebut mofet.
b) munculnya sumber air mineral, yaitu sumber air yang mengandung larutan mineral. Air dari tempat ini seringkali dijadikan obat karena mengandung belerang, Contohnya Sangkanurip dan Maribaya di Jawa Barat,
c) munculnya sumber air panas, seperti yang terdapat di Baturaden di Jawa Tengah, dan Ciater dan Cipanas di Jawa Barat
d) munculnya geiser, yaitu sumber air panas yang memancar berkala, seperti yang ditemukan di Cisolok dan Kamojang Jawa Barat dan The Old Faithful (Yellowstone National Park Amerika Serikat)
a) Bahaya tidak langsung, merupakan bencana yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api, misalnya gelombang pasang (tsunami), gempa vulkanik, perubahan muka tanah, hilangnya sumber air tanah dan sebagainya
b) Bahaya langsung, berupa letusan yang disertai hamburan abu, bom, batu apung, prioklastika, aliran lumpur, dan lava
c) Bahaya lanjutan seperti perubahan mutu lingkungan fisik (gerakan tanah, longsoran, guguran batuan dan sebagainya)
d) Munculnya gas-gas yang berbahaya seperti asam sulfida (H,S), sulfur dioksida (SO2), dan monoksida (CO)
e) Letusan gunung berapi dapat menimbulkan banjir lahar, baik lahar panas maupun lahar dingin. Lahar ini dapat merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya.
f) Letusan besar sebuah gunung berapi dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa, dan hilangnya harta benda bagi penduduk daerah di sekitarnya.
Orang lain juga membuka :
1. 3 Jenis Batuan Pembentuk Litosfer (Beku, Sedimen, Malihan) + Gambar
2. 8 Macam Erosi Tanah, Penyebab, Cara Mencegah, dan Dampaknya
3. 8 Dampak Positif dan Negatif Gunung Berapi Meletus
Selain dampak negatif di atas, adanya gunung api juga memberikan dampak positif (manfaat). Apa saja manfaat adanya gunung api? Manfaat dari gunung api antara lain sebagai berikut.
a) Sumber energi, tenaga panas bumi yang dihasilkan dari aktivitas gunung api dapat diubah menjadi pembangkit tenaga listrik
b) Sumber mineral, daerah mineralisasi dan potensi air tanah merupakan aspek-aspek positif yang dapat dimanfaatkan dari adanya aktivitas gunung api
c) Daerah pertanian yang subur, kesuburan tanah di daerah tersebut diperoleh dari produk gunung api yang telah mengalami pelapukan. Bermacam-macam perkebunan dibuka di lereng gunung api yang subur dengan iklim yang sejuk. Antara lain kina, kol, wortel, teh, dan berbagai hortikultura diusahakan di lereng gunung api
d) Daerah tangkapan hujan.
e) Daerah objek wisata, keindahan panorama gunung api dengan kepundan yang aktif dengan lembah-lembah yang curam, fumarol serta danau kepundan menarik bagi para wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Demikian bahan makalah tentang gunung api yang terdiri dari pengertian gunung api, gejala, bentuk/ jenis, dampak negatif (bahaya), manfaat (dampak positif), dan sebagainya. Nah, link download materi sudah kami sediakan jika anda ingin mendownload materi di atas. Semoga bahan makalah tentang aktivitas vulkanis di atas bermanfaat.
1. Pengertian Vulkanisme
Yang pertama kita pelajari tentang vulkanisme yaitu pengertian dari vulkanisme. Vulkanisme yaitu semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema. Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava.Tahukah Anda bagaimana magma dapat bergerak naik? Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magıia ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik .
2. Material Hasil Aktivitas Vulkanisme
Sesuai wujudnya, ada tiga jenis bahan atau material yang dikeluarkan oleh adanya tenaga ulkanisme. Material tersebut adalah material padat, cair, dan gasa) Benda padat (efflata) adalah debu, pasir, batu-batu besar (bom), lapili (batu kerikil), dan batu apung
b) Benda cair (effusive) adalah bahan cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme, yaitu lava, lahar dingin, dan lahar panas. Lava adalah magma yang keluar ke permukaan bumi. Lahar dingin adalah lahar yang berasal dari bahan letusan yang sudah mengendap, kemudian mengalir deras menuruni lereng gunung. Lahar panas adalah lahar yang berasal dari letusan gunung berapi yang memiliki danau kawah (kaldera), contoh kaldera yang terkenal di Indonesia adalah kawah Bromo.
c) Benda gas (ekshalasi), adalah bahan gas yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme antara lain fumarol, solfatar, dan mofet. Mofet adalah gas asam arang (CO2), seperti yang terdapat di Gunung Tangkuban Perahu dan Dataran Tinggi Dieng.Solfatar adalah gas hidrogen sulfida (H,S) yang keluar dari suatu lubang yang terdapat di gunung berapi. Sedangkan fumarol adalah uap air panas.
Proses keluarnya magma dinamakan letusan atau erupsi, ada yang berupa erupsi leleran (efusif), dan ada pula erupsi yang berupa ledakan (eksplosif). Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi dan waktu keluarnya magma, erupsi dibedakan menjadi empat, yaitu erupsi linear, erupsi campuran, erupsi sentral, dan erupsi areal.
a) Erupsi Sentral
Erupsi sentral adalah lava yang keluar melalui terusan kepundan
b) Erupsi Linear
Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau retakan-retakan disebut erupsi linear atau erupsi belahan. Erupsi linear menghasilkan lava yang cair dan membentuk plato, contohnya yaitu Columbia (Afrika Selatan), Plato Sukadana (Lampung), serta daerah yang mengelilingi Kutub Utara, seperti Asia Utara, Iceland, Tanah Hijau, dan Spitsbergen.
c) Erupsi Areal
Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi melalui lubang yang sangat luas. Sampai saat ini erupsi areal masih diragukan kejadiannya di bumi.
d) Erupsi Campuran
Erupsi campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung berapi berlapis. Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava. Sebagian besar gunung api di Indonesia termasuk jenis gunung api strato.
3. Intrusi Magma
Mungkin sebagian pembaca baru mendengar istilah intrusi magma. Intrusi magma adalah penerobosan magma ke permukaan bumi tetapi belum sampai ke permukaan. Ada 5 bentukan yang dihasilkan oleh intrusi magma, antara lain :a) Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi
b) Keping intrusi atau sills, yaitu sisipan magma yang membeku di antara dua lapisan litosfer, relatif tipis, dan melebar
c) Lakolit, yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma di antara dua lapisan litosfer dan membentuk bentukan seperti lensa cembung
d) Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, karena penurunan suhu yang sangat lambat
e) Gang atau dikes, yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan- lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng
4. Bentuk/ Jenis-Jenis Letusan Gunung Api
Gunung api adalah jenis gunung yang masih aktif mengeluarkan letusan. Nah, berkaitan dengan sebutan ini, gunung api dibagi menjadi beberapa bentuk atau jenis. Setidaknya ada 6 jenis gunung api yang ada di dunia. Apa saja jenis gunung api tersebut, mari kita simak penjelasannya di bawah ini.Jenis gunung api ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava. Di Indonesia, Contoh gunung api dengan letusan tipe stromboli adalah Gunung Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung menyemburkan lava tipe baraltik, namun terdapat erupsi erupsi pendek yang bersifat eksplosif menyemburkan batuan batuan piroklastik tipe bom dan lapili.
b) Jenis letusan Hawaii
Jenis gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Jenis gunung api ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Maunaloa dan Kilauea. Sedangkan di Indonesia, contoh letusan tipe hawai adalah pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.
c) Jenis letusan Merapi
Jenis letusan gunung api yang ketiga yaitu gunung api dengan letusan merapi. Jenis gunung api ini mempunyai ciri yaitu lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran Iahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.
d) Jenis letusan Vulkano
Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini jiuga menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung). Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.
e) Jenis letusan Pelle
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan lalu lintas gas dan uap. Hal itulah yang menyebabkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap gas, abu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di Indonesia adalah Gunung Kelud di Jawa Timur.
f) Jenis letusan Perret (Tipe Plinian)
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa.
Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.
5. Gejala Pravulkanik
Gejala pravulkanik adalah sebutan untuk gunung api yang akan meletus. Ada beberapa gejala atau ciri gunung api yang akan meletus. Dengan mengetahui ciri-ciri ini, kami harap anda semakin waspada, khususnya yang tinggal di sekitar gunung api yang masih aktif.a) Adanya suara gemuruh dari dalam gunung
b) Temperatur di area sekitar kawah mengalami peningkatan
c) Sering terjadi adanya gempa
d) Banyak sumber-sumber air atau mata air yang mulai mengering
e) Banyak binatang-binatang dari puncak gunung yang turun ke daerah kaki gunung
6. Gejala Pascavulkanik
Setelah gunung api beristirahat atau bahkan mati, kadang-kadang masih terdapat gejala yang menunjukkan sisa aktivitas vulkanisme. Gejala itu dinamakan gejala pascavulkanik. Gejala tersebut antara lain :a) munculnya sumber gas (ekhalasi) antara lain sumber gas belerang yang disebut solfatara yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas uap air atau zat lemas (N2) disebut fumarol antara lain terdapat di Kamojang Jawa Barat, dan Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah. Sumber gas asam arang (CO2 atau CO) yang disebut mofet.
b) munculnya sumber air mineral, yaitu sumber air yang mengandung larutan mineral. Air dari tempat ini seringkali dijadikan obat karena mengandung belerang, Contohnya Sangkanurip dan Maribaya di Jawa Barat,
c) munculnya sumber air panas, seperti yang terdapat di Baturaden di Jawa Tengah, dan Ciater dan Cipanas di Jawa Barat
d) munculnya geiser, yaitu sumber air panas yang memancar berkala, seperti yang ditemukan di Cisolok dan Kamojang Jawa Barat dan The Old Faithful (Yellowstone National Park Amerika Serikat)
7. Bencana dan Manfaat Keberadaan Gunung Api
Keberadaan gunung api menimbulkan berbagai dampak negatif dan dampak positif (bencana dan manfaat). Bencana yang ditimbulkan gunung api antara lain sebagai berikut.a) Bahaya tidak langsung, merupakan bencana yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api, misalnya gelombang pasang (tsunami), gempa vulkanik, perubahan muka tanah, hilangnya sumber air tanah dan sebagainya
b) Bahaya langsung, berupa letusan yang disertai hamburan abu, bom, batu apung, prioklastika, aliran lumpur, dan lava
c) Bahaya lanjutan seperti perubahan mutu lingkungan fisik (gerakan tanah, longsoran, guguran batuan dan sebagainya)
d) Munculnya gas-gas yang berbahaya seperti asam sulfida (H,S), sulfur dioksida (SO2), dan monoksida (CO)
e) Letusan gunung berapi dapat menimbulkan banjir lahar, baik lahar panas maupun lahar dingin. Lahar ini dapat merusak semua benda di sekitar daerah yang dilaluinya.
f) Letusan besar sebuah gunung berapi dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa, dan hilangnya harta benda bagi penduduk daerah di sekitarnya.
Orang lain juga membuka :
1. 3 Jenis Batuan Pembentuk Litosfer (Beku, Sedimen, Malihan) + Gambar
2. 8 Macam Erosi Tanah, Penyebab, Cara Mencegah, dan Dampaknya
3. 8 Dampak Positif dan Negatif Gunung Berapi Meletus
Selain dampak negatif di atas, adanya gunung api juga memberikan dampak positif (manfaat). Apa saja manfaat adanya gunung api? Manfaat dari gunung api antara lain sebagai berikut.
a) Sumber energi, tenaga panas bumi yang dihasilkan dari aktivitas gunung api dapat diubah menjadi pembangkit tenaga listrik
b) Sumber mineral, daerah mineralisasi dan potensi air tanah merupakan aspek-aspek positif yang dapat dimanfaatkan dari adanya aktivitas gunung api
c) Daerah pertanian yang subur, kesuburan tanah di daerah tersebut diperoleh dari produk gunung api yang telah mengalami pelapukan. Bermacam-macam perkebunan dibuka di lereng gunung api yang subur dengan iklim yang sejuk. Antara lain kina, kol, wortel, teh, dan berbagai hortikultura diusahakan di lereng gunung api
d) Daerah tangkapan hujan.
e) Daerah objek wisata, keindahan panorama gunung api dengan kepundan yang aktif dengan lembah-lembah yang curam, fumarol serta danau kepundan menarik bagi para wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Demikian bahan makalah tentang gunung api yang terdiri dari pengertian gunung api, gejala, bentuk/ jenis, dampak negatif (bahaya), manfaat (dampak positif), dan sebagainya. Nah, link download materi sudah kami sediakan jika anda ingin mendownload materi di atas. Semoga bahan makalah tentang aktivitas vulkanis di atas bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Makalah Vulkanisme (Pengertian, Jenis, Fenomena, Gejala, Bentuk)"
Silahkan berkomentar . .